Bocah Korban Palu yang Temui Presiden Joko Widodo – Presiden Joko Widodo yang mengunjungi kembali Sulawesi (3/10/2018) dengan pesawat Boeing 737-400 TNI AU, kunjungan beliau ini untuk meninjau langsung penanganan dampak gempa bumi dan tsunami yang melanda Donggala-Palu pada Jumat (28/9/2018) lalu.
<@ikl
Didampingi oleh beberapa menteri, Presiden Jokowi mengunjungi daerah yang terdampak bencana seperti Keluarahan Petobo, Rumah Sakit Wirabuana, Hotel Roa-Roa, dan titik pengungsian di Donggala, Sulawesi Tengah.
Banyak kisa haru yang di dengar dan saksikan oleh Jokowi dalam kunjungannya. Pertemuannya dengan seorang bocah yang berusia 4 tahun, Izrael ini salah satunya. Jokowi mengunggah potret pertemuannya dengan Izrael.
Dalam tweetnya bertuliskan “Bocah kecil pemberani ini saya temui di lokasi pengungsian di kota Palu. Ibunya meninggal, ayahnya dirawat karena luka. Ia juga terluka. Di Palu dan Donggala, banyak cerita sedih dan memilukan. Tapi kita tetap harus bangkit dan bergerak maju. Bencana ini kita hadapi bersama”
Juga terdapat rekaman video dimana Izrael mengikuti presiden sampai ke mobil. Jokowi pun memberikan Izrael beberapa makanan dan berkata “Sekolah yang baik, ya.”
Tidak disangka, sang bocah tersebut tiba tiba berujar “Saya ikut atau tidak?”
Jokowi pun menjawab “Tidak. Nunggu di rumah saja. Besok sekolah. Belajar, ya. Yang pintar,ya”
“Tidak bisa, sekolah rusak” ucap Izrael.
“Iya, nanti sekolahnya diperbaiki dulu, ya” balas jokowi ketika ngobrol dengan Azriel
Video percakapan Jokowi dengan Izrael ini sangat menyentuh hati warganet. Keinginan Izrael untuk mengikuti Presiden Jokowi sebetulnya bisa dimaklumi, ini dikarenakan sang ibu yang meninggal karena bencana terjadi dan sang ayah yang kini masih terbaring di rumah sakit.
Untung Izrael tidak susah di bujuk, usai Jokowi berbicara padanya jika sekolah akan diperbaiki, ia pun mengangguk dan menuruti kata Jokowi. Unggahan video lainnya memperlihatkan cerita Izrael mengenai ketegarannya dalam menghadapi situasi pascagempa dan tsunami yang terjadi.
“Saya tidak boleh nangis, saya harus berani. Mama sudah di atas gunung sekali. Mama sudah ada di surga, tapi saya tidak boleh menangis, saya harus berani, saya harus belajar membaca, mamaku suka sekali. Kalau saya nangis, mamaku nangis juga.
<@ads