Memang bukan rahasia lagi kalau berkuliah itu bukanlah hal yang gampang. Selain wajib lulus dari seleksi yang ketat, kita juga wajib mempunyai uang yang lumayan banyak untuk membayar SPP dan segala tetek bengek-nya selama kuliah. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa kalau orang – orang yang bisa kuliah adalah mereka yang berasal dari keluarga yang lumayan berada. Jadi ngak usah heran lagi kalau banyak mahasiswa yang berhenti atau DO karena terjerat biaya.
Hal semacam itu juga dialami oleh Shannon Satonori Lytle. Lantaran biaya kuliah yang luar biasa mahalnya, dia jadi kebingungan mau cari uang di mana? Hingga akhirnya ia memilih untuk bekerja di sana – sini, bahkan pernah bekerja sebagai cleaning service. Namun…. perjuangannya yang begitu berat membuahkan hasil. Shannon lulus kuliah sebagai alumni Harvard, salah satu kampus terbaik di dunia. Ingin tahu kisah perjuangannya? Yuk simak ulasan berikut ini :
<@ikl
Sangat Kekurangan Biaya
Sudah bukan rahasia lagi jika universitas Harvard merupakan salah satu kampus terbaik di dunia. Itulah sebabnya para calon mahasiswanya wajib melewati seleksi yang amat ketat. Jikalau lulus seleksi, para calon mahasiswanya wajib menyediakan biaya kuliah yang tidak begitu murah. Oleh karena itu, begitu lulus seleksi, Shannon wajib mencari pekerjaan untuk dapat membayar biaya kuliahnya.
Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan sebagai cleaning service. Walaupun demikian, ternyata penghasilannya masih belum menutupi biaya kuliahnya. Oleh sebab itu, Shannon mesti mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangannya. Mulai dari bekerja di restoran makan cepat saji hingga menjadi asisten rumah tangga pernah dilakukannya.
Hidup yang Tidak Mudah
Kehidupan Shannon tidak seperti kehidupan mahasiswa pada umumnya yang kadang diiringi dengan liburan dan hura – hura. Dia tidak mempunyai waktu sama sekali untuk melakukannya. Semua waktunya terkuras untuk bekerja dan kuliah. Bahkan, Shannon mesti terjaga sampai jam 4 subuh karena jadwal kerjanya yang begitu padat. Walaupun demikian, dia masih sempat untuk mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosennya.
Walaupun waktunya terkuras untuk bekerja, kadang kala penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Adakalanya Shannon mesti keluar ke tetangga sebelah hanya sekedar untuk memperoleh sinyal wifi milik tetangganya. Dia wajib menjalankan kehidupan berat ini saat menempuh kuliah.
Masih Peduli Pada Keluarga
Rupanya Shannon masih mempunyai beberapa saudara kandung. Di sela – sela padatnya waktu bekerjanya, dia masih menyisakan waktu untuk keluarga. Saat berada di rumah, dia masih juga membantu orang tuanya untuk menjaga adik – adiknya. Saking pedulinya, dia rela memilih jalan kaki saat ada kegiatan ekstrakurikuler di kampusnya.
Shannon sadar bahwa orang tuanya tidak mempunyai mobil sehingga dia mesti sabar dengan kondisi keluarganya. Saat masih kuliah, dia juga pernah mengalami kepanikan ketika mengetahui komputernya rusak. Meskipun demikian, Shannon ngak mau merepotkan orang tuanya karena hal tersebut.
Kini Menjadi Lulusan Dari Harvard
Pada tanggal 25 Mei 2017, pengorbanan Shannon selama ini akhirnya terbayarkan juga. Dia akhirnya menyelesaikan kuliah di universitas Harvard dengan gelar sarjana ilmu komputer dengan kondisi keluarga yang sangat jauh dari kata orang berada. Shannon berhasil membuktikan bahwa dengan usaha kerasnya dia berhasil menwujudkan semuanya menjadi kenyataan.
<@ikl
Kisah Shannon saat kuliah di Harvard ini telah menginspirasi semua orang bahwa dengan kerja keras suatu saat pasti membuahkan hasil. Shannon telah membuktikan bahwa dengan semangat pantang menyerah dan tekad yang kuat, dia berhasil menwujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Jika Shannon bisa, maka kita juga pasti bisa melakukannya.