<@ikl
Sebuah kisah nyata seputar persahabatan datang dari seorang pengusaha yang telah memiliki banyak cabang minimarket. Saat itu dia menerima undangan reuni SMP dan ingin menghadirinya. Rasa kangen yang begitu kuat untuk bersilaturahmi dengan teman – temannya membuatnya tidak sabar ingin segera datang ke acara reuni tersebut karena sudah puluhan tahun tidak bertemu.
Dia pun menyampaikan keinginannya kepada sang istri. Namun sang istri kurang setuju dan melarangnya bertemu dengan teman – teman SMP nya karena punya pengalaman yang kurang menyenangkan saat acara reuni yang juga digunakan untuk ajang pamer. Namun pengusaha tersebut tidak percaya bahwa teman – temannya juga berbuat demikian.
Tibalah hari yang ditunggu – tunggu sang pengusaha tersebut. Dia pun berangkat dengan izin istrinya dengan membawa motor, tanpa naik mobil, dan memakai kaos biasa untuk membuktikan reuni SMP tersebut dijadikan sebagai ajang pamer atau bukan.
Sesampainya di tempat reuni SMP diadakan, dia merasakan tidak ada yang berbeda dengan waktu yang begitu lama telah mempertemukannya dengan teman – teman SMP nya. Di acara reuni tersebut, dia dan teman – teman SMP nya saling mengingat masa lalu hingga saat di mana teman – temannya tiba – tiba saling menceritakan tentang kehidupan, keluarga dan usaha yang digeluti saat ini.
Mulai dari manager di sebuah perusahaan ternama hingga sukses dengan bisnis warisan orang tua maupun mertuanya. Dari obrolan teman – temannya, sang pengusaha ini merasa senang bahwa teman – temannya telah berhasil. Tibalah saatnya teman – temannya menanyakan mengenai pekerjaan maupun usaha yang dijalaninya. Pengusaha tersebut pun menjawab bahwa dia hanya memiliki tempat di pinggir jalan yang digunakannya untuk berjualan buah dengan hasil yang dirasakannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun apa yang dikatakan teman – temannya? Salah satu temannya, sebut saja Anto, mengatakan bahwa hidupnya tidak asik banget. Temannya yang lain, sebut saja Budi dan Charlie, ikut menimpalinya. Budi menenangkannya dan menyuruhnya makan lagi biar pernah merasakan makan enak. Budi juga mengatakan bahwa dia dan teman – temannya yang telah sukses akan membayar semuanya. Sedangkan Charlie mengajaknya karaoke. Biar Charlie yang traktir.
<@ikl
Hati sang pengusaha begitu pedih mendengar semua perkataan teman – temannya yang pongah dan tidak menyangka teman – teman SMP nya sudah berubah. Dia pun melanjutkan makannya dan mengikuti acara demi acara reuni tersebut. Hingga tiba saatnya acara reuni tersebut selesai. Dia pun pamit pulang, tapi sebelumnya dia menuju ke kasir untuk membayar semua makanan dan minuman tadi.
Ketika hendak membayar tagihan, teman – temannya yang pergi ke kasir heran dan kaget karena kasir memberitahukan kepada mereka bahwa semua tagihan telah dibayar pria berkaos tadi. Sang Pengusaha mohon pamit untuk pulang dan menolak untuk diajak ke karaoke sembari mengucapkan terima kasih atas pertemuannya.
Teman – temannya saling bersahutan dan bertanya mengapa dia yang membayar semua tagihan. Seharusnya dia dan teman – temannya yang membayar tagihan tersebut, bukan hanya dia saja. Sambil berpamitan, dia pun mengatakan bahwa uangnya masih cukup.
Akhirnya dengan kesedihan hatinya, sang pengusaha pergi bukan karena dia sudah mengeluarkan uang banyak untuk mentraktir teman – temannya melainkan teman – teman SMP nya sudah berubah karena harta.