5 Foto Tragis Ini Dapat Mengguncang Dunia

Omayra Sanchez berusia 13 tahun ketika gunung Nevado del Ruiz di Kolombia meletus pada tahun 1985. Gadis malang itu terjebak di bawah reruntuhan rumahnya dari leher ke bawah. Tubuh bagian bawah gadis itu terjepit reruntuhan sehingga tidak bisa diangkat. Fotografer Frank Fourier mengambil gambar di atas beberapa jam sebelum Omayra menghembuskan nafas terakhirnya. 
Setelah bertahan hidup selama tiga hari, Omayra meninggal karena hipotermia di tempat itu sebelum sempat mendapatkan pertolongan. Proses kematian gadis remaja itu disiarkan langsung di TV dan disaksikan jutaan orang di seluruh dunia. Kulit tangannya yang memutih dan matanya yang menghitam mengiringi kematiannya yang tragis mampu menyentak dunia karena mengungkap kegagalan pemerintah Kolombia bereaksi lebih cepat dalam menolong korban bencana alam. Letusan gunung berapi Nevado del Ruiz sendiri menelan korban sekitar 25.000 orang.

Peristiwa pembantaian lapangan Tiananmen, China, terjadi pada 3-4 Juni 1989. Dalam peristiwa yang berawal dari demonstrasi mahasiswa ini diperkirakan ribuan orang menjadi korban kebiadaban tentara komunis China. Fotografer Charlie Cole harus dua kali dihajar dan digeledah oleh dinas rahasia China sebelum akhirnya berhasil menyelundupkan beberapa rol film termasuk diantaranya foto-foto tentang ‘tank man’ di atas. Foto seorang laki-laki memegang jaket di tangan kiri dan tas belanjaan di tangan kanan itu sungguh memberi gambaran yang nyata tentang perlawanan rakyat sipil pada kediktatoran absolut pemerintah komunis China. 
Sejak peristiwa itu, foto tersebut telah menjadi simbol perlawanan melawan tirani. Majalah Time menyebutnya sebagai The Unknown Rebel dan memasukkannya dalam 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20. Hingga kini telah puluhan musisi dan artis membuat karya yang terinspirasi oleh keberanian tank man, termasuk diantaranya, Andy Lau, Michael Jackson, Billi Joel, Sepultura, Slayer, dan Rancid. Sayangnya hingga kini tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan nasib orang itu. Sebagian orang menyatakan dia telah dieksekusi tapi sebagian lain menyatakan orang itu berhasil kabur.

 

Foto yang memenangkan penghargaan Pulitzer tahun 2005 di atas diberi judul ‘Operation Lion Heart’. Foto itu bercerita tentang perjuangan hidup anak Irak berusia 9 tahun korban ledakan bom. Anak laki-laki yang kemudian dijuluki Saleh Khalaf (Si Hati Singa) karena keberaniannya menjalani lusinan operasi antara hidup dan mati itu menjadi saksi bisu kebrutalan perang akibat invasi Amerika ke Irak yang didasarkan atas tuduhan palsu kepemilikan senjata pemusnah masal oleh Irak.
Pada saat itu Saleh dalam perjalanan pulang dari sekolah ketika menemukan sebuah benda mirip bola di jalanan. Dan seperti anak-anak lain pada umumnya ketika menemukan mainan, Saleh pun memungut benda itu. Ketika teman-temannya berteriak dan lari menjauh, saat itulah Saleh menyadari kesalahannya. Anak malang itu harus kehilangan satu bola mata, satu tangan kanan, hampir seluruh jari tangan kiri dan luka robek di lambungnya setelah bom yang dipegangnya meledak

Foto di atas diambil oleh beberapa turis Amerika di kota Fuyang, China, yang menemukan bayi perempuan tergeletak di tengah hutan. Bayi yang lahir cacat tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat. Mau tahu apa yang dikatakan oleh perawat yang menerima bayi itu? Perawat itu mengatakan, “Seharusnya Anda tinggalkan saja dia di sana.” Karena penasaran, para turis itu besoknya pergi ke tempat yang sama dimana mereka menemukan bayi itu. Dan benar saja, di sana telah tergeletak bayi lain yang juga dibuang oleh orangtuanya. Kali ini bayi tersebut dalam keadaan meninggal dunia.
Foto yang diambil pada tahun 1997 ini menjadi saksi bisu kasus infanticide yang dilakukan oleh orangtua di China akibat kebijakan ‘satu keluarga satu anak’. Sekedar informasi, di negara tirai bambu ini diperkirakan 1.5 juta bayi perempuan dibuang setiap tahunnya. Setelah foto itu beredar di dunia internasional, para aktivis hak asasi manusia kemudian dengan lantang menghujat pemerintah China dan menuntut agar kebijakan one couple one child dihapus.

 

Percayalah, susah bagi mbakbro untuk menulis artikel ini, mencari sumber-sumber berita dan melihat foto-foto mengenaskan seperti di atas. Seakan-akan apa yang mereka alami mbakbro saksikan dengan mata kepala sendiri. Meskipun 31 tahun telah berlalu semenjak tragedi kebocoran gas di Bhopal India yang menewaskan sedikitnya 15 ribu jiwa namun peristiwa itu serasa baru terjadi kemarin.
Bencana itu mengingatkan pada kita akan pentingnya prosedur keamanan industri terutama industri yang bersentuhan dengan bahan kimia seperti Union Carbide India Limited (UCIL), perusahaan pestisida di Bhopal yang menjadi sumber bencana kebocoran gas methyl isocyanate ini. Akibat kebocoran itu, 3 ribu orang meninggal seketika, seminggu setelah itu 6 ribu orang meninggal dan 8 ribu lainnya menyusul beberapa bulan kemudian.

 

Baca Juga :

 

 

<@ikl