Demonstran Gen Z Nepal Kembali Mengalami Bentrok lagi dengan Pemerintah, Sehingga Memicu Adanya Jam Malam – Nepal kembali mengalami gelombang protes yang digerakkan oleh anak muda.
Sebelumnya pada September lalu, Nepal sudah mengalami demonstrasi berdarah yang menewaskan puluhan korban jiwa, bentrokan baru ini terjadi antara aktivis Gen-Z dengan kelompok loyalitas partai berkuasa yang telah digulingkan.
Dilansir dari SindoNews, ketegangan yang mengalami peningkatan ini memaksa pemerintah untuk memberlakukan jam malam di Kota Simara pada hari Rabu dan Kamis (19–20/11/2025).
Bentrokan ini kembali dipicu setelah para demonstran Gen-Z menggelar sebuah aksi protes di salah satu acara Partai Komunis Nepal (Marxis-Leninis Bersatu) atau CPN (UML), yang berada dibawah kepemimpinan KP Sharma Oli, yang merupakan tokoh yang sudah digulingkan dari jabaran perdana menteri dalam kerusuhan September lalu.

Source : AFP
Aksi yang baru terjadi ini berujung menjadi ricuh ketika sejumlah kader CPN (UML) diduga melakukan penyerangan kepada para demonstran. Baku hantam pun akhirnya terjadi di berbagai titik, bahkan hingga ke dekat bandara Simara.
Dilansir dari AFP, Kepala Distrik Bara, Dharmendra Kumar Mishra memberikan pernyataan “Kami berusaha menormalkan situasi dan mengajak mereka berdialog. Jam malam telah diberlakukan sekarang,”
Dua dari terduga yang melakukan penyerangan dilaporkan sudah ditangkap.
Menurut kepolisian nasional Nepal, tidak ada korban luka yang parah dalam bentrokan yang terjadi pada 19 November. Namun ternyata para demonstran justru kembali turun ke jalan keesokan harinya.
Dalam aksi kali ini, mereka menuntut penangkapan penuh atas semua pelaku penyerangan, jaminan perlindungan terhadap para aktivis muda, dan juga penghapusan intimidasi dari kelompok pro-Oli.
Aksi yang terus mengalami perulangan ini menunjukkan bahwa ketegangan yang terjadi sejak bulan September belum mengalami pemulihan.
Demonstrasi ini terjadi dikarenakan aksi besaran yang terjadi pada 8-9 September yang memakan korban 76 orang masih menyisakan trauma yang mendalam bagi publik Nepal.
Gen Z sendiri menjadi akanutama dalam protes September lalu, yang dimana ternyata hasil dari aksi tersebut belum terlihat adanya keadilan, terutama terkait korban dan juga pelaku kekerasan.
Ditambah juga ketika pro-Oli terlihat kembali aktif dan muncul di ruang publik, kecurigaan dan kemarahan pun kembali menyala.
Diluar itu, massa juga memprotes kondisi perekonomian yang membuat Gen-Z Nepal sulit mencari pekerjaan sehingga memilih bekerja di luar negeri serta maraknya korupsi yang terjadi di negara tersebut.
